Soal Kelangkaan Elpiji Melon di Balikpapan, Ini Kata Rahmad Mas’ud

Focuskaltim.com, Balikpapan – Faktor kelangkaan gas elpiji 3 Kg di Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir, disebabkan adanya penghentian pasokan oleh Pertamina. Tidak hanya langka, minimnya ketersediaan elpiji melon juga mengakibatkan harganya melambung hingga Rp 50 ribu per tabung.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Masud mengatakan kelangkaan gas elpiji jenis melon dalam beberapa hari terakhir akibat dihentikanya suplai gas bersubsidi selama libur Idul Adha oleh pihak Pertamina.
“Mulai hari Jumat, Sabtu dan Minggu Pertamina menyetop suplai Gas Elpiji 3 Kg. Inilah yang menjadi salah satu penyebab kelangkaan gas melon di Balikpapan,” ujar Rahmad Mas’ud kepada awak media, Jumat (7/7/2023).
Atas kondisi itu, pihaknya pun meminta kepada Pertamina untuk tidak menghentikan distribusi semua jenis elpiji ke tingkat agen, tidak terkecuali di hari libur. Hal itu untuk menjaga ketersediaan stok, hingga tidak terjadi kelangkaan.
“Inshaa Allah semoga komunikasi kami dan Pertamina terus berjalan. Jadi kami minta ke Pertamina dihari libur tidak boleh stop suplai,” tegas Rahmad.
Terkait adanya dugaan pelanggaran pembelian melebihi batas kuota, Rahmad meminta pihak kepolisian menindaklanjutinya.
“Saya dapat laporan dari masyarakat ada dugaan yang memborong gas melon. Makanya kami minta kepada kepolisian untuk dilanjuti dugaan itu,” ucapnya.
Nah, jika memang ada modus demikian kita harus tindak tegas secara hukum, karena yang dirugikan masyarakat yang berhak,” tambahnya.
Rahmad berharap, agar kelangkaan tersebut tidak kembali terulang, maka pemerintah meminta kepada pertamina untuk ada penambahan kuota, hal itu dilakukan seiring dengan bertumbuhnya penduduk di Kota Balikpapan.
Selain itu, diminta kepada para pelaku usaha menengah ke atas maupun keluarga tergolong mampu, agar tidak menggunakan gas bersubsidi tersebut, karena sejatinya tabung melon khusus bagi warga tidak mampu.
Sementara itu, Kuota LPG Subsidi 3 kg tahun 2023 untuk wilayah Kalimantan Timur ditetapkan sebanyak kurang lebih 37 juta tabung oleh pemerintah pusat. Jumlah ini memang menurun sebesar 6% dari tahun lalu yang kuota 2022 ditetapkan sebanyak kurang lebih 39 juta tabung. Tentu hal ini juga mengubah jumlah kuota di seluruh kota dan kabupaten di Kalimantan Timur.
Menurut Area Manager Comm, Rel & CSR Patra Niaga Kalimantan, Arya Yusa Dwicandra, kuota LPG subsidi 3kg memang ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pengawasannya dilakukan oleh kementerian ESDM. “Sebagai lembaga penyalur, Pertamina diamanahkan membagi kuota tersebut sesuai jumlah yang telah ditetapkan dan tidak diperbolehkan untuk kami mengurangi atau menambah kuota tersebut,” ujarnya.
Untuk memastikan kuota tersalurkan sepenuhnya dan cukup hingga akhir tahun, Pertamina terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat agar kuota tersebut tidak jebol.
“Kami harus mengatur penyaluran LPG 3 kg agar cukup hingga akhir tahun apalagi masih ada perayaan hari natal dan tahun baru nanti. Itu mengapa kami terus menghimbau masyarakat mampu dan usaha yang tidak berhak menggunakan LPG 3kg untuk beralih ke LPG NON subsidi,” pungkas Arya. (Bie)