Mulyono Tegaskan Bahwa Alih Komoditi di Kecamatan Babulu Bukanlah Alih Fungsi Lahan

Focuskaltim.com, Penajam – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) PPU, Mulyono, menyoroti perubahan dalam sektor pertanian di Kecamatan Babulu yang belakangan ini disebut sebagai alih fungsi lahan.
Menurutnya, seharusnya perubahan ini lebih tepat disebut sebagai alih komoditi karena masih berkaitan dengan kegiatan pertanian.
“Sebetulnya bukan alih fungsi lahan, kalau menurut saya itu alih komoditi karena sama-sama pertanian. Sebetulnya kalau masyarakat itu sarana dan prasarana pertanian itu terpenuhi, ini tidak terjadi,” ungkap Mulyono.
Ia melanjutkan, kebutuhan utama petani adalah air, dan jika sarana pengairan terpenuhi, perubahan ini mungkin tidak terjadi.
“Kebutuhan petani itu kan cuma satu, air, kalau air itu terpenuhi ibaratnya bisa dibangun bendungan atau bisa dijadikan pengairan teknis mereka tidak terlalu kesulitan,” tambahnya.
Mulyono menilai bahwa petani saat ini seringkali dipaksa untuk menanam tanpa memperhatikan ketersediaan sarana yang diperlukan.
Tanpa pengairan yang memadai, alat dan mesin pertanian yang diberikan tidak akan memberikan manfaat maksimal. Dia juga menyoroti perbedaan antara irigasi dan kanal dalam desain pertanian.
“Air di sana itu bukan irigasi tetapi kanal karena kanal itu produknya PUPR dan di sana itu lahan rawa bagaimana PUPR itu bisa membuat kanal di sana. Bukan irigasi, kalau irigasi itu posisinya di bawah bukan di atas kalau untuk desain pertanian,” jelas Mulyono.
Mulyono mengungkapkan bahwa proyek pertanian yang tadinya direncanakan di Kecamatan Babulu harus dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa hal ini bukan masalah selama pengairan sudah siap.
Dalam konteks ini, Mulyono berharap agar ketika ada pengurangan subsidi pupuk, aspek pengairan juga menjadi prioritas.
“Alih komoditi untuk PPU saja itu kalau untuk beras masih surplus, tetapi dengan adanya alih fungsi itu bisa menjadi boomerang bagi petani,” ucapnya.
Mulyono berharap bahwa proyek bendungan Telake dapat segera terealisasi sehingga kebutuhan pengairan terpenuhi dan sektor pertanian dapat kembali pulih.
“Kita berdoa saja mudah-mudahan bendung Telake bisa terbangun. Otomatis nanti kalau irigasi teknis nanti sudah ada akan kembali dengan sendirinya,” tutupnya. (*)