Mengenal Daerah Rentan Rawan Pangan untuk Penanganan Terpadu

Focuskaltim.com, Penajam – Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Penajam Paser Utara (PPU), Mulyono, mengambil peran aktif dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai daerah rentan rawan pangan.
Informasi disampaikan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam penanganan terpadu terhadap potensi kejadian rawan pangan di daerah tersebut.
Daerah rentan rawan pangan adalah wilayah yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat menyebabkannya berpotensi mengalami kejadian rawan pangan. Kabupaten/kota yang masuk dalam kategori ini umumnya termasuk pada prioritas 1 sampai 3 dalam Food Security and Vulnerability Analysis (FSVA).
Mulyono menyampaikan bahwa pemahaman terhadap daerah rentan rawan pangan menjadi kunci untuk merancang dan mengimplementasikan langkah-langkah penanganan yang efektif.
“Kami ingin masyarakat memahami bahwa identifikasi daerah rentan rawan pangan tidak hanya melibatkan aspek ketersediaan pangan saja, tetapi juga melibatkan faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dapat memperburuk kondisi keamanan pangan,” ujar Mulyono.
Pentingnya pemahaman ini, menurut Mulyono, terletak pada kemampuan daerah dalam menanggulangi potensi krisis pangan dan memberikan respons yang cepat.
“Dengan mengetahui karakteristik daerah rentan rawan pangan, kita dapat merancang program dan kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan setempat. Langkah-langkah preventif dan responsif dapat diarahkan secara tepat, sehingga kita dapat menjaga ketahanan pangan masyarakat,” tambahnya.
Dalam FSVA, daerah yang tergolong rentan rawan pangan umumnya memiliki masalah-masalah seperti ketidakstabilan produksi pangan, keterbatasan akses masyarakat terhadap pangan, serta ketidakmampuan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan pangan minimum. Identifikasi masalah-masalah ini menjadi dasar untuk merancang program dan kebijakan yang dapat meningkatkan ketahanan pangan di tingkat lokal.
DKP PPU tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan edukasi dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan terkait ketahanan pangan.
“Kami ingin masyarakat menjadi agen perubahan di tingkat lokal. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik, kita dapat bersama-sama menciptakan sistem pangan yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” tegas Mulyono.
Melalui upaya ini, DKP PPU berharap dapat melibatkan masyarakat secara aktif dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan daerah.
“Daerah rentan rawan pangan dapat bertransformasi menjadi daerah yang tangguh dan mandiri secara pangan dengan dukungan dan partisipasi semua pihak. Inilah yang menjadi visi kami dalam membangun ketahanan pangan di Penajam Paser Utara,” pungkas Mulyono. (*)