Audiensi dengan Dirjen Perwilayahan, Makmur Marbun Sebut Proyeksi Industri PPU Berskala Internasional

Focuskaltim.com, Penajam – Penjabat (Pj) Bupati Paser Utara (PPU) Makmur Marbun terima kunjungan Direktur Jenderal (Dirjen) Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian RI, Eko Cahyanto. Kunjungan dalam rangka audiensi Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri di Kabupaten PPU. Audiensi dilaksanakan di aula lantai 3 Kantor Bupati, Selasa, (21/11/2023).
Makmur Marbun mengatakan bahwa penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan kesiapan daerah menyambut investor di daerah.
“Para investor yang bisa membangun industri di PPU, nantinya tidak hanya dari nasional tetapi hingga skala internasional,” kata Makmur Marbun.
Dijelaskan dia bahwa selain menyusun RTRW juga sembari berjalan pemenuhan infrastruktur dasar dikawasan yang ditata itu. Mulai dari ketersediaan air baku, infrastruktur jalan, hingga listrik dan lainnya.
“Kawasan di RTRW itu kita ubah menjadi kawasan industri baru, kawasan perumahan komersial. Bukan hanya untuk perkebunan dan lainnya, butuh sekali investor. Makanya kita minta juga berskala internasional karena ini IKN,” ungkap Makmur Marbun.
Tentu untuk pesiapan mencapai titik tersebut. Harus berdasarkan RTRW dan RDTR hingga struktur utama lainnya. Mulai dari infrastruktur jalan, listrik hingga air. Pemkab PPU tentu akan menyiapkannya. “Sehingga ketika investor nanti mulai masuk, tentu dapat berjalan dengan baik,” jelasnya.
Adapun tujuan melibatkan seluruh kepala SKPD, tujuannya untuk berdiskusi. Guna mengetahui hal apa saja yang bakal dibutuhkan. “Jadi setelah pembahasan bersama para kadis, mungkin dirjen sudah memiliki gambaran atau rencana yang akan diberikan kepada kita,” imbuhnya.
Kehadiran industri di PPU tentu sangat dibutuhkan. Terlebih lagi PPU sendiri merupakan penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terdekat. “Makanya RTRW dan RDTR kita ubah. Untuk masuknya kawasan industri baru. Contoh, Industri Panel Surya atau Industri Baterai Indonesia. Karena untuk menopang IKN. Kedepannya tentu tidak akan ada lagi mobil yang berbahan bakar seperti sekarang,” tutupnya. (Adv/Humas)