Tim Satgas Pangan Balikpapan Memastikan Kelancaran Distribusi Sembako

Focuskaltim.com, Balikpapan – Tim Satgas Pangan Balikpapan antisipasi tindak penimbunan barang menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Adapun langkah yang dilakukan dengan turun ke lapangan, guna melihat langsung kondisi stok pangan.
“Tim Satgas Pangan sudah turun langsung terkait ketersedian komoditi pangan yang ada di pasar rakyat di Kota Balikpapan,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan – Haemusri, belum lama ini.
Haemusri menjelaskan, adapun Tim Satgas Pangan terdiri dari Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim), Dinas Perdagangan kota Balikpapan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Balikpapan. Nantinya stakholder ini akan melihat seluruh komoditi pangan di pasar tradisional.
“Informasi yang kami dapatkan dari tim satgas pangan untuk stok. Ketersedian pangan dan keterjangkauan harga cukup untuk wilayah Kota Balikpapan,” ujarnya.
Lanjut Haemusri, sesuai surat dari Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 102PS02.02K/III/2023 tanggal 8 Maret 2024. Kepada seluruh asosiasi dan para pelaku usaha pangan, tentang relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium. Untuk wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi Rp 15.400,-khusus berlaku pada 10-23 Maret 2024. Sedangkan untuk harga beras medium masih tetap sesuai dengan aturan sebelumnya.
“Pemerintah kini terus melakukan langkah konkrit, sebagai upaya menjaga ketersedian stok dan stabilitas harga pangan,” jelasnya.
Haemusri menambahkan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan perkembangan harga barang kebutuhan pokok dan tujuan memastikan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok ke pasar rakyat.
”Kami menghimbau kepada pelaku usaha untuk tidak melakukan penimbunan barang. Dalam rangka spekulasi menjelang periode HBKN baik saat Ramadhan dan Idul Fitr,” ujarnya.
“Kita juga akan terus membangun komunikasi dengan media, guna menjaga kondusifitas masyarakat menjelang HBKN,” tutupnya.
Perlu diketahui, warga Kota Balikpapan membutuhkan 3.300 ton beras setiap enam bulan, sehingga sekitar 550 ton setiap bulannya. Sebenarnya rata-rata penggunaan 100 ton per bulan, tetapi pertimbangan Ibu Kota Nusantara (IKN) termasuk proyek strategis nasional, maka Bulog meningkatkan jatah untuk Kota Balikpapan. (*)