Kelurahan Petung Utarakan Pentingnya Pendidikan Inklusif

Focuskaltim.com, Penajam – Lurah Kelurahan Petung, Achmad Fitriady, mengemukakan pandangannya tentang pentingnya pendidikan inklusif dalam mendukung perkembangan sosial dan akademis anak-anak di lingkungan kelurahan.
Dirinya menggambarkan komitmen dan usaha Kelurahan Petung dalam memaknai pentingnya pendidikan inklusif.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif di Kelurahan Petung. Setiap anak memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, tanpa terkecuali,” ungkapnya.
Lurah Fitriady menyoroti bahwa konsep pendidikan inklusif tidak hanya melibatkan anak-anak dengan kebutuhan khusus, tetapi juga melibatkan semua anak tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya.
“Pendidikan inklusif adalah tentang menyediakan ruang belajar yang ramah dan mendukung bagi semua anak. Ini menciptakan lingkungan di mana setiap anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensinya,” jelasnya.
Salah satu langkah konkret yang telah diambil oleh Kelurahan Petung adalah peningkatan aksesibilitas fasilitas pendidikan. Pembangunan sekolah yang dapat diakses oleh semua anak, termasuk yang memiliki mobilitas terbatas, menjadi prioritas.
Lurah Fitriady menyampaikan bahwa, setiap anak berhak mengakses pendidikan tanpa hambatan fisik.
“Kami berusaha memastikan bahwa fasilitas pendidikan di Kelurahan Petung dapat diakses oleh semua anak dengan berbagai kebutuhan,” ujarnya.
Lurah Fitriady menekankan pentingnya pendekatan yang inklusif dalam kurikulum sehingga setiap anak merasa dihargai dan diberikan peluang yang setara untuk berkembang. Dalam konteks pendidikan inklusif, peran orang tua dan masyarakat sangat ditekankan.
Kelurahan Petung aktif menggandeng orang tua, komunitas, dan lembaga swadaya masyarakat untuk berpartisipasi dalam mendukung pendidikan inklusif. Lurah Fitriady mengajak semua pihak terlibat dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan semua anak.
“Kami percaya bahwa pendidikan inklusif bukan hanya tanggung jawab sekolah atau pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. Mari kita bahu-membahu menciptakan lingkungan yang inklusif, di mana setiap anak merasa diterima, dihargai, dan memiliki peran penting dalam masyarakat,” pungkasnya. (*)