Ratusan Hektar Sawah Terendam Banjir, Petani Desa Sumber Sari Rugi Miliaran Rupiah

Kondisi lahan pertanian di Desa Sumber Sari yang tergenang limpahan air dari Sungai Longkali. (Ist).
Focuskaltim.com, Penajam – Lahan pertanian seluas 345,75 hektar di Desa Sumber Sari, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) gagal panen akibat banjir. Kerugian para petani diperkirakan mencapai Rp 8,6 Miliar.
Banjir yang merendam ratusan hektar sawah milik petani, terjadi sejak 17 Maret lalu. Penyebabnya, air kiriman dari Sungai Longkali Kabupaten Paser. Meski begitu, pada 20 Maret tinggi permukaan air mulai surut. Dari data yang dihimpun, seluas 300 lebih hektar tanaman padi menjadi korban.
“Jika pada umumnya per hektare lahan dapat menghasilkan 3 ton gabah kering, maka total 984 ton potensi tanaman padi hilang. Kemudian jika dikonversikan dalam rupiah, dengan harga pasaran gabah kering sebesar Rp 6.000, maka angka kerugian mencapai Rp 5,9 Miliar,” kata Ketua Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Sumber Sari, Alif, Jumat (24/3/2023).
Tidak hanya tanaman padi, banjir juga menyerang tanaman cabai seluas 9,25 Hektar dan semangka 8,5 hektar. Kerugian petani cabai ditaksir mencapai Rp 1,9 Miliar dan semangka sebesar Rp 850 juta. Jika dijumlahkan secara keseluruhan, potensi ekonomi yang hilang dari sector pertanian di Desa Sumber Sari mencapai Rp 8,6 Miliar.
Baca juga : Kakanwil Kemenkumham Kaltim Sebut Kinerja Notaris Perlu Diawasi
Alif menuturkan, di tahun 2021 lalu Desa Sumber Sari juga mengalami musibah banjir. Penyebabnya sama yakni luapan air dari Sungai Longkali. Namun, banjir kali ini tercatat lebih parah dibandingkan dua tahun lalu.
Dengan masuknya masa panen padi dan tanaman holtikultura di masa produktif, kerugian para petani jauh lebih besar. Hal itu tidak dilihat secara kuantitas atau luas lahan terdampaknya saja, namun secara kualitas dalam arti potensi ekonomi yang ada di dalamnya.
“Kedepan, masyarakat Desa Sumber Sari berharap Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat untuk bisa membuat kebijakan prefentif agar bencana banjir ini tidak terulang. Sebagai contoh, Bendung Gerak Telake yang sudah sejak lama diwacanakan untuk bisa segera direalisasikan,” tandasnya.